kumpulan 10
SEJARAH & SUMBANGAN AL-BIRUNI TERHADAP PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI DUNIA.
PENDAHULUAN
Kelahiran Islam di kota Makkah dan
kemunculan kerajaan Islam pertama di Madinah merupakan detik bersejarah
kelahiran satu tamadun baru yang telah merubah sejarah dunia. Tamadun ini bukan
sahaja telah berjaya merubah corak dan budaya hidup masyarakat Arab Pra-Islam
yang bertuankan nafsu dan kejahiliyahan kepada cara hidup baru yang
bertunjangkan akhlak dan peradaban tinggi malah ia juga turut merubah
geo-politik dunia.
Dengan asuhan dan bimbingan
Rasulullah s.a.w. dan kemudiannya diteruskan oleh para sahabat (s.a.w),
penduduk Tanah Arab yang terdiri daripada berbagai bangsa dan keturunan berjaya
disatukan dengan ikatan akidah dan ukhuwwah Islamiyah. Mereka muncul sebagai
satu umat yang berakhlak, berketerampilan dan sedia berkorban demi Islam. Dalam
tempoh waktu yang singkat, kuasa besar Rom dan Parsi yang dulunya memandang
remeh terhadap bangsa Arab kini terpaksa tunduk kepada kekuasaan Islam. Oleh
itu dari abad ke 7 hingga ke 18 Masihi, dunia telah didominasi dan dicorak oleh
tamadun Islam. Dalam jangka masa tersebut khususnya pada abad ke 9 hingga ke 13
Masihi, sejarah telah merakamkan bagaimana tamadun Islam telah melahirkan ramai
sarjana ulung dalam berbagai ilmu pengetahuan.
Pada waktu itu kemajuan ilmu
sains dan teknologi serta ilmu-ilmu yang lain yang dimiliki oleh dunia Islam
tiada dapat ditandingi oleh mana-mana bangsa atau negara. Di setiap ibu kota
pemerintahan Islam khususnya Baghdad (di Asia), Cordova (di Eropah) dan
Iskandariah (di Afrika), kegiatan keilmuan dan kebudayaan berlaku dengan
bersemarak serta disertai segenap lapisan masyarakat. Ramai sarjana dan pelajar
dari negara luar khususnya daripada negara-negara Kristian Eropah datang untuk
mempelajari serta mendalami berbagai bidang dan cabang ilmu pengetahuan.
Di sepanjang sejarah kegemilangan
tamadun Islam, para sarjana Muslim dan sarjana non-Muslim yang bernaung di
bawah pemerintahan Islam telah berjaya membuat kemajuan dan pencapaian dalam
bidang ilmu pengetahuan serta sains dan teknologi. Mereka telah menempa satu
sejarah tamadun kemanusiaan yang amat mengagumkan meliputi aspek politik,
sosial dan ekonomi.
ISI KANDUNGAN
Abu Raihan Muhammad
bin Ahmad Al-Biruni
(973 - 1048)
1. Sejarah latar belakang Al-Biruni
Abu Raihan Muhammad bin Ahmad Al-Biruni,
ilmuwan besar ini dilahirkan pada 362 H atau bulan September 973 M, di desa
Khath yang merupakan ibu kota kerajaan Khawarizm, Turkmenistan (kini kota Kiva,
wilayah Uzbekistan). Ia lebih dikenal dengan nama Al-Biruni. Nama "Al-Biruni"
sendiri berarti 'asing', yang dinisbahkan kepada wilayah tempat tanah
kelahirannya, yakni Turkmenistan. Ketika itu, wilayah ini memang dikhususkan
menjadi pemukiman bagi orang-orang asing.
Beliau dibesarkan
dalam keluarga yang taat beragama, Al-Biruni tumbuh dan besar dalam lingkungan yang
mencintai ilmu pengetahuan. Meskipun tidak banyak diketahui tentang masa
mudanya, termasuk pendidikan formalnya, namun ulama yang tawadlu ini dikenal
amat mencintai ilmu dan gemar membaca dan menulis sejak remaja. Tidak heran
ketika beliau di usia muda beliau tersohor sebagai seorang ahli di banyak
bidang ilmu. Ketika berusia 17 tahun,
beliau meneliti garis lintang
bagi Kath, Khwarazm, dengan menggunakan altitude maksima matahari. Ketika berusia 22 tahun, beliau menulis beberapa hasil
kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi", yang termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang
datar.
Apabila berusia 27 tahun, dia telah menulis buku
berjudul "Kronologi" yang merujuk kepada hasil kerja lain yang
dihasilkan oleh beliau (sekarang tiada lagi) termasuk sebuah buku tentang
astrolab, sebuah buku tentang sistem desimal, 4 buku tentang pengkajian bintang, dan 2 buku tentang sejarah. Beliau membuat penelitian radius bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di
Barat pada abad ke 16).
Sebagai
ilmuwan ulung, Al-Biruni tidak berhenti mengais ilmu, termasuk
dalam setiap penjelajahannya ke beberapa negeri. Penjelajahan tokoh ini pertama
kali ke daerah Jurjan, dekat Laut Kaspia (Asia Tengah).
Al-Biruni
melanglang buana hingga ke India bersama kumpulan ekspedisi Sultan Mahmoud. Di
sini, ia banyak menyalurkan karya tulis, baik berupa buku mahupun artikel
ilmiah yang di sampaikannya dalam beberapa pertemuan. Selain menghasilkan
karya, penjelajahan bersama sang Sultan ini juga menghasilkan dibukanya kawasan
India bahagian timur ini sebagai basis baru dakwah Islam Al-Biruni.
Dalam
rangkaian 'tur' nya di India ini, Al Biruni memanfaatkan waktu terluang bagi
penelitian sekitar adat istiadat dan perilaku masyarakat setempat. Dari
penelitiannya, beberapa karya telah beliau tulis. Tidak hanya itu, Al-Biruni
pula yang pertama memperkenalkan permainan catur 'ala' India ke negeri-negeri
Islam, serta menjelaskan malah trigonometri lanjutan dalam karyanya, Tahqiq Al-Hind.
Kepiawaian
dan kecerdasan Al-Biruni merangsang dirinya mendalami sekitar ilmu astronomi.
Ia mulai memberikan perhatian yang besar terhadap kemungkinan gerak bumi
mengelilingi matahari.
Ketika
seorang ilmuwan, kata Al-Biruni, akan memutuskan untuk membezakan kebenaran dan
kepalsuan, dia harus menyelidik dan mempelajari alam. Kalau pun ia tidak memerlukan
hal ini, maka ia perlu berfikir tentang hukum alam yang mengatur cara-cara
kerja alam semesta. Ini akan dapat mengarahkannya untuk mengetahui kebenaran
dan membuka jalan baginya untuk mengetahui Wujud' yang mengaturnya.
Dalam
bukunya, A1-Jamahir, Al-Biruni juga menegaskan, "penglihatan menghubungkan
apa yang kita lihat dengan tanda-tanda kebijaksanaan Allah dalam ciptaan-Nya.
Dari penciptaan alam tersebut kita menyimpulkan eksistensi Allah." Prinsip
ini dipegang teguh dalam setiap penyelidikannya. Ia tetap kritikal dan tidak
memutlakkan metodologi dan hasil penelitiannya.
Pandangan
Al-Biruni ini berbeza sekali dengan pandangan saintis Barat moden yang
melepaskan sains dari agama. Pandangan mereka tentang alam berusaha menafikan
keberadaan Allah sebagai pencipta.
Keberhasilan
Al-Biruni di bidang sains dan ilmu pengetahuan ini membuat decak kagum dikalangan
Barat. Max Mayerhof misalnya mengatakan, "Abu Raihan Muhammad lbn
Al-Biruni dijuluki Master, dokter, astronomi, matermatika, ahli fizik, ahli
geografi, dan sejarahwan. Pengakuan senada juga dilontarkan sejarahwan asal
India, Si J.N. Sircar.
Seperti
dikutip Jamal Ahmed, ia menulis, "Hanya sedikit yang memahami fizik dan
matermatika. Di antara yang sedikit itu yang terbesar di Asia adalah Al Biruni, sekaligus filsuf dan
ilmuwan. Ia unggul sekaligus di kedua bidang tersebut". Tokoh dan ilmuwan
besar ini akhirnya menghadap Sang Ilahi Rabbi pada 1048 M, dalam usia 75 tahun
di Ghazna (kini wilayah Afganistan).
1. Sumbangan Al-Biruni terhadap perkembangan
peradaban Islam di dunia.
Karya Al-Biruni
Selama
hidupnya, al-Biruni menghasilkan karya besar dalam bidang Astronomi lewat Masudic
Canon yang didedikasikan kepada putra Mahmud, yaitu Ma’sud. Al-Biruni
juga banyak menulis buku astrologi, yaitu The Elements of Astrology.
Pada tahun 1031, dia merampungkan ensiklopedia astronomi yang sangat
panjang, Al-Qanun Al-Mas’udi.
Ia
juga yang menduga galaksi Bima Sakti adalah kumpulan sejumlah bintang.
Al-Biruni merupakan ilmuwan yang pertama kali membedakan istilah astronomi
dengan astrologi. Dalam ilmu bumi, ia dinobatkan sebagai “Bapak Geodesi”. Dia
juga memberi kontribusi signifikan kartografi, geologi, geografi dan
mineralogi.
Pada
usia 27 tahun, dia telah menulis buku sejarah yang berjudul Chronology.
Sayangnya, buku ini telah hilang. Dia juga memberikan sumbangan yang signifikan
bagi pengembangan matematika, khususnya dalam bidang teori dan praktik
aritmetika, bilangan irasional, teori rasio, geometri, dan lain sebagainya.
Al-Biruni
juga berhasil membuat karya dalam bidang geologi. Salah satunya tentang geologi
India (Fi Tahqiq ma Li’I-Hind) atau penelitian tentang India.
Dia membedakan metode saintifik dengan metode historis. Al-Biruni tercatat
sebagai pelopor eksperimental lewat penemuan konsep reaksi waktu.
Sementara
dalam bidang mineralogi, ia menulis kitab berjudul Al-Jawahir atau Book
of Precious Stones yang menjelaskan beragam mineral. Al-Biruni bersama
Ibnu Haitham termasuk ilmuwan pertama yang mengkaji dan mempelajari ilmu optik.
Dialah yang pertama kali menemukan bahawa kecepatan cahaya lebih cepat dari
kecepatan suara.
1. Dalam Bidang Fizik dan Matematika.
Dalam
perlindungan Sultan Mas’udi, Al-Biruni menyelesaikan bukunya yang amat berharga
tentang ilmu perbintangan, matematika, dan geografi: “Al-Qanun fi’Ulumi
Al-Haiati Wal-Nujumi”. Dalam buku ini Al-Biruni membuktikan bahawa bumi bulat,
planet dan bintang bulat, baik yang tidak bergerak mahupun yang bergerak,
kemudian berputar mengelilingi matahari dan bulan berdasarkan garis paksi
mengelilingi bumi. Dia menemukan gerakan kerak bumi yang berputar condong, dan
gerakan peredaran bumi mengelilingi matahari dalam satu tahun. Ia mengemukakan
konsep kekuatan grafitasi bumi, yang merupakan satu bukti bahawa bumi berputar
pada paksinya. Dalam “Al-Qanun’, Al-Biruni membuktikan bahawa bintang bergerak
mengelilingi poros rasi bintang. Al-Biruni menciptakan metode matematika yang
baru untuk menentukan empat arah mata angin, dimana pun juga manusia berada di
bumi, di darat, mahupun di laut. Dalam “Al-Qanun”, Al-Biruni menyajikan
daftar-daftar matematika, yang mempergunakan segitiga sama kaki, dibuat dari
lempengan yang panjang yang dilakukan dengan bentuk geometris secara teratur
(simetris).
Dalam bidang matematika, Dia memberikan sumbangan yang signifikan bagi pengembangan matematika khususnya dalam bidang teori dan praktik aritmatika, bilangan aritmatika, teori rasio, geometri dan lainnya. Sumbangan terbesar Al-Biruni adalah pemikirannya dalam bidang matematika iaitu konsep besar sudut segitiga 180odan memperkirakan nilai π adalah 3.14 dan nilai 0,68 untuk sin (40 dg).
Dalam bidang matematika, Dia memberikan sumbangan yang signifikan bagi pengembangan matematika khususnya dalam bidang teori dan praktik aritmatika, bilangan aritmatika, teori rasio, geometri dan lainnya. Sumbangan terbesar Al-Biruni adalah pemikirannya dalam bidang matematika iaitu konsep besar sudut segitiga 180odan memperkirakan nilai π adalah 3.14 dan nilai 0,68 untuk sin (40 dg).
Dalam
pengamatan Al-biruni dikatakan bahawa benda yang bergerak cepat dapat menyusul
benda yang mendahuluinya seperti bulan yang mendahului matahari kerana gerak
bulan jauh lebih cepat dari matahari. Sebagai seorang fizik, Al-Biruni
memberikan sumbangan penting bagi pengukuran jenis berat (specific gravity)
berbagai zat dengan hasil perhitungan yang cermat. Konsep ini sesuai dengan
prinsip dasar yang ia yakini bahawa seluruh benda tertarik oleh gaya graviti.
2. Dalam Bidang Astronomi
Pada
1031 M, dia merampungkan explopedia astronomi yang sangat panjang berjudul
Kitab Al-Qanun Al Mas'udi. Karya Al-Biruni ini memuat secara komprehensif dan terperinci hasil karya tentang
astronomi.
Penemuan Al-Biruni dalam bidang astronomi adalah astrolobe,
salah satu instrumen untuk mengetahui posisi sebuah planet. Dengan menggunakan
astrolobe, posisi terdekat dan terjauh sebuah planet dan bintang-bintang dapat ditentukan. Al-Biruni juga diakui sebagai astronomi yang mengatakan bahawa bumi berputar pada paksinya. Bumi juga memiliki
graviti atau daya tarik.
Al-Biruni diakui sebagai
seorang yang berhasil melakukan observasi astronomi dengan tingkat ketepatan
dan ketelitian yang luar biasa. Karya al-Battani dalam bidang ini berjudul Mengenai Sains Bintang. Karya ini di
Barat diterjemahkan dengan judul De Scientia Stellarum.
3. Dalam Bidang Astrologi
Al-Biruni merupakan
ilmuwan yang pertama kali membezakan istilah astronomi dengan astrologi. Hal
itu dilakukannya pada abad ke-11 M. Al-Biruni juga menghasilkan beberapa karya yang penting
dalam bidang astrologi. Al-Biruni juga menghasilkan sejumlah sumbangan bagi
pengembangan Ilmu Bumi. Atas peranannya dia dinobatkan sebagai 'Bapak Geodesi'.
Dia juga memberi kontroversi signifikan dalam kartografi, geografi, geologi,
serta mineralogi.
4. Dalam Bidang Optik
Dalam
bidang optik, Al-Biruni termasuk ilmuwan yang pertama bersama Ibnu Al-Haitham
yang mengkaji dan mempelajari ilmu optik. Dialah yang pertama menemukan bahawa
kecepatan Cahaya lebih cepat dari kecepatan suara.
5. Dalam Bidang Antropologi
Dalam ilmu sosial, Al-Biruni diangkat sebagai antropologi
pertama di dunia. Ia menulis secara terperinci berkaitan dengan antropologi
manusia, agama, dan budaya di Timur Tengah, Mediterania, serta Asia Selatan. Dia
dipuji sejumlah ilmuwan kerana telah mengembangkan antropologi Islam.
2. Kesan hasil daripada sumbangan Al-Biruni
kepada tamadun dunia.
i)
Pengembangan
Konsep
Karya Al-Biruni pada masa Barat dimulakan dengan gerakan renaisans
dikaji dan diteliti ulang kemudian dibuatkan ulasan oleh
ilmuan Italia bernama C.A. Nallino. Jadi,
dari sana dapat terlihat dengan jelas gambaran prestasi gemilang yang telah
berhasil dicapai para ilmuan muslim pada abad 10 dalam bidang astronomi.
Prestasi mereka itu sudah sangat hebat sekali. Jika ini dibandingkan
dengan prestasi astronomi bangsa Barat yang
memasuki abad 18 saja, mereka masih sibuk membicarakan perdebatan, apakah bumi
itu bundar atau datar, apakah bumi sebagai pusat tata surya ataukah matahari.
ii)
Aplikasi konsep
Teori Al-Biruni tentang penemuan harga π
dapat diaplikasikan untuk menghitung luas dan keliling sebuah lingkaran, luas
dan isipadu bola yang dipelajari dalam bidang matematika dan fisika. Dengan
penelitian terhadap radius bumi termaksud perkiraannya tentang harga π maka
kita boleh menghitung seberapa besar luas permukaan bumi yang kita tempati sekarang
dan seberapa luas isipadunya.
Penemuannya dalam bidang astronomi,
karografi, geodesi, geografi, geologi, mineralogy dapat diaplikasikan untuk
mengetahui bentuk permukaan bumi beserta isinya dan mengetahui tentang tata
surya yang dipelajari dalam bidang fisika dan geografi.
Al-Biruni mengemukakan bahawa bumi, bulan dan
planet berputar mengelilingi matahari sehingga saat ini kita dapat mengetahui
tentang penanggalan masehi. Bagi umat
Islam, astronomi sangat penting sekali karena peribadatan dalam Islam, seperti salat, puasa, lebaran, haji, dan
lain-lain berhubungan langsung dengan masalah tata surya.
Pembahagian berdasarkan garis bujur bumi,
maka waktu bumi dibagi berdasarkan waktu GMT atau sekarang lebih dikenal dengan
CET (Central Europian Time) iaitu bertempat di suatu kota di Inggeris yang
bernama Grevinch sehingga waktu suatu tempat dapat ditentukan dengan konsep
penambahan 15o ke arah
timur maka waktu akan bertambah sebesar satu jam dari waktu Greenwich.
iii)
Pengembangan Konsep Ke depan
Dengan penelitian Al-Biruni tentang penentuan
garis lintang dan garis bujur, maka kami berfikir di suatu saat akan
menciptakan alat yang canggih di mana alat itu boleh mendeteksi lokasi-lokasi
daerah yang mengandung bahan tambang tanpa terjun langsung ke daerah tersebut
dengan bantuan satelit. Sesungguhnya, kemunculan Al-Biruni sebagai seorang
tokoh keilmuan tersohor telah mengangkat martabat ahli falsafah daripada terus
diberikan pelbagai stigma dan label yang berbentuk negatif serta merubah
peranan yang sepatutnya dimainkan oleh ahli falsafah itu sendiri.
KESIMPULAN
Sejarah dan sumbangan
Al-Biruni terhadap perkembangan peradaban islam di dunia tidak asing lagi di pentas ilmu sains pada abad
pertengahan. Dunia sains mengenalnya sebagai salah seorang putera Islam terbaik
dalam bidang falsafah, astronomi, kedoktoran, dan fizik. Wawasan dan
pengetahuannya yang demikian luas, meletakkan dirinya sebagai pakar dan ilmuwan
Muslim tersohor pada awal abad pertengahan.
Walaupun tidak banyak catatan sejarah yang mengisahkan latar belakang
pendidikannya, namun beberapa sumber menyebutkan bahawa ilmuwan ulung ini
memperoleh pendidikan daripada beberapa ulama kenamaan pada zamannya, antara
lain Syeikh Abdus Shamad. Dalam bidang kedoktoran, ia belajar dengan Syeikh
Abul Wafa' Al-Buzayani, serta kepada Syeikh Abu Nasr Mansur bin Ali bin Iraqi
dalam bidang matematik dan astronomi. Tidak hairan apabila ulama menulis ini
terkenal sebagai seorang ahli dalam pelbagai bidang ilmu semenjak usia muda.
Sebagai ilmuwan ulung, Al-Biruni tidak pernah berhenti menerokai dan
mendalami bidang ilmu, termasuk dalam setiap pengembaraannya ke beberapa
negeri, seperti ke Iran dan India. Selain menghasilkan karya, penjelajahan
bersama Sultan juga menjadikan kawasan
India sebelah timur sebagai kawasan baru untuk menyebarkan dakwah Islamiah.
Al-Biruni memanfaatkan masa terluang melakukan kajian berkaitan adat
istiadat dan budaya masyarakat tempatan. Berasaskan kajiannya inilah beberapa
karya agungnya lahir. Bukan itu sahaja, Al-Biruni jugalah orang yang pertama
memperkenalkan permainan catur 'ala' India ke negara-negara Islam, serta
menjelaskan permasalahan trigonometri yang lebih mendalam dalam karyanya,
Tahqiq Al-Hind. Kecerdikan Al-Biruni merangsang dirinya mendalami ilmu
astronomi. Al-Biruni tidak
hanya dalam bidang ilmu sains. Beliau juga mahir dalam ilmu falsafah. Pemikiran
falsafah Al-Biruni banyak dipengaruhi oleh pemikiran falsafah Al-Farabi,
Al-Kindi, dan Al-Mas'udi (meninggal 956 M). Hidup sezaman dengan ahli falsafah
dan pakar ilmu perubatan, Ibnu Sina, Al-Biruni banyak berdialog dengan Ibnu
Sina, sama ada secara langsung mahupun melalui surat menyurat.
Hasil kajian dan penelitian, akhirnya adalah untuk mengakui akan
wujudnya Allah sebagai maha pencipta. Menurut Al-Biruni jika seorang ilmuwan
ingin membezakan kebenaran dan kepalsuan, dia perlu menyelidiki dan mempelajari
alam. Dalam bukunya Al-Jamahir, Al-Biruni juga menegaskan, "Penglihatan
adalah penghubung apa yang kita lihat dengan tanda-tanda kebijaksanaan Allah
dalam ciptaan-Nya. Daripada penciptaan alam tersebut kita akan menemukan
kewujudan Yang Maha Pencipta". Pandangan Al-Biruni ini tentu berbeza
sekali dengan pandangan saintis Barat pada zaman moden ini yang mengetepikan
sains daripada agama. Pandangan mereka tentang alam seolah-olah menafikan
keberadaan Allah sebagai pencipta.
Kejayaan Al-Biruni dalam bidang sains dan ilmu pengetahuan ini turut mendapat pujian ilmuwan Barat. Max Mayerhof misalnya menyatakan, "Abu Raihan Muhammad ibn Al-Biruni digelar sebagai ahli kedoktoran, astronomi, matematik, ilmu fizik, geografi , dan sejarah. Dia mungkin sosok paling menonjol dan peneraju zaman keemasan ilmu pengetahuan Islam." Pengakuan yang sama juga dinyatakan oleh ahli sejarah asal India, Si JN Sircar. Beliau menulis "Hanya sedikit yang memahami fizik dan matematik. Di antara yang sedikit itu yang terbesar di Asia adalah Al-Biruni, sekaligus ahli falsafah dan ilmuwan. Ia pakar dalam kedua bidang tersebut." Tokoh dan ilmuwan ulung ini akhirnya menghadap Ilahi Rabbi pada 1048 M, semasa berusia 75 tahun.
Kejayaan Al-Biruni dalam bidang sains dan ilmu pengetahuan ini turut mendapat pujian ilmuwan Barat. Max Mayerhof misalnya menyatakan, "Abu Raihan Muhammad ibn Al-Biruni digelar sebagai ahli kedoktoran, astronomi, matematik, ilmu fizik, geografi , dan sejarah. Dia mungkin sosok paling menonjol dan peneraju zaman keemasan ilmu pengetahuan Islam." Pengakuan yang sama juga dinyatakan oleh ahli sejarah asal India, Si JN Sircar. Beliau menulis "Hanya sedikit yang memahami fizik dan matematik. Di antara yang sedikit itu yang terbesar di Asia adalah Al-Biruni, sekaligus ahli falsafah dan ilmuwan. Ia pakar dalam kedua bidang tersebut." Tokoh dan ilmuwan ulung ini akhirnya menghadap Ilahi Rabbi pada 1048 M, semasa berusia 75 tahun.
RUJUKAN
44.Mohd Faizal bin Mat Pesa
& Wan Mohd Tarmizi Wan Othman, Pengajian Tamadun Islam, Modul Politeknik
Merllimau Melaka, Jun 2013.
55. Mahayudin Hj. Yahya, Tamadun Islam, Fajar Bakti Sdn. Bhd, 1998.
LAMPIRAN
1. Ilustrasi dari kerja-kerja astronomi al-Biruni,
menjelaskan fasa yang berlainan bulan
2. Rajah
menggambarkan kaedah yang dicadangkan dan digunakan oleh Al-Biruni untuk
menganggarkan jejari dan lilitan Bumi
3. Empat arah dan bahagian Politik Iran oleh Al-Biruni.
4. Buku astronomi -The Elements of Astrology
5. Kitab berjudul Al-Jawahir atau Book
of Precious Stones
No deposit free spins casino - wooricasinos.info
BalasPadamBonus codes & signup bonuses pci e 슬롯 for all 라이브 바카라 2021 토토 검증 먹튀 랭크 slots. slots from 딥 슬롯 trusted developers such as Microgaming, Microgaming, and 망고 도메인 TopGame,